Bakti Literasi 2025: Menyatukan Sastra dan Alam di Kota Batu
Batu — Himpunan Mahasiswa Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang sukses menggelar kegiatan Bakti Literasi 2025 pada tanggal 1–2 Agustus 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di SMP Raden Fatah Kota Batu, Kebun Apel 8 Desa Tulungrejo, dan Lapangan Gabes Dusun Wonorejo, yang melibatkan 60 siswa kelas 8 serta menggabungkan pembelajaran sastra dengan edukasi lingkungan.
Dengan mengusung tema “Memaknai Alam dengan Menanamkan Minat Literasi terhadap Karya Sastra dan Menjaga Kelestarian Apel Kota Batu”. Bakti Literasi 2025 bertujuan untuk menumbuhkan minat baca dan menulis, sekaligus meningkatkan kesadaran pelestarian lingkungan, khususnya apel sebagai ikon Kota Batu. Ketua Pelaksana, Farrel Zahid Mabruri, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menghadirkan proses belajar yang menyenangkan dan menghubungkan siswa dengan kekayaan alam serta budaya daerah mereka.
Hari pertama kegiatan diawali dengan acara pembukaan di aula SMP Raden Fatah yang dihadiri oleh perwakilan sekolah, dosen pendamping, dan panitia. Salah satu momen penting berupa peresmian Pojok Literasi, sudut baca baru di sekolah yang dilengkapi koleksi buku hasil donasi mahasiswa dan mitra. Setelah itu, para siswa mengikuti pemaparan materi “Harmoni Alam dengan Berpuisi” yang dipaparkan oleh Prof. Dr. Yuni Pratiwi, M.Pd. Dalam penyampaiannya, beliau menekankan bahwa puisi bukan hanya rangkaian kata indah, tetapi media refleksi, kritik sosial, dan ajakan untuk menjaga lingkungan. Sesi ini dilanjutkan dengan praktik menulis puisi bertema alam yang kemudian dituangkan ke dalam mading literasi hasil kreasi kelompok.
Pada hari kedua, kegiatan berpindah ke Kebun Apel 8 di Desa Tulungrejo. Para siswa mendapatkan materi dari Bapak Irvan Nur Effendi selaku pengelola Kebun Apel 8 mengenai sejarah dan teknik budidaya apel Batu. Setelah itu, mereka berkesempatan menanam bibit pohon apel sebagai simbol komitmen menjaga kelestarian alam, serta mengikuti sesi petik apel yang menambah pengalaman belajar kontekstual di luar kelas.
Siang harinya, seluruh karya puisi dan mading dipamerkan di Lapangan Gabes. Pameran ini menjadi ajang apresiasi terhadap kreativitas siswa. Hasil penilaian lomba mading terdapat pemerolehan 3 mading terbaik. Para pemenang menerima piagam dan hadiah, disusul penampilan seni dari siswa dan panitia yang menambah semarak suasana.
Bakti Literasi 2025 meninggalkan kesan mendalam, bukan hanya melalui pojok baca dan pohon apel yang tertanam, tetapi juga melalui semangat literasi yang tumbuh di hati para siswa. Dari ruang kelas hingga kebun apel, kegiatan ini membuktikan bahwa sastra dan alam bisa berjalan beriringan untuk membentuk generasi muda yang literat, kreatif, dan peduli lingkungan.
Pewarta: Izka Amalina
Dokumentasi: HMD sastra Indonesia